PENENTUAN CCP (CRITICAL CONTROL POINT) PADA INDUSTRI JENANG KENTANG (STUDI KASUS KONTAMINASI KAPANG DI UKM “TEGUH RAHARDJO”PONOROGO)

Rekiyana Fatarini, Nur Hidayat, Widelia Ika Putri

Abstract


Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui ada tidaknya kapang pada setiap titik proses produksi dan mengetahui tindakan apa yang dapat mengurangi/mencegah keberadaan kapang pada proses dan produk jenang kentang dari UKM “Teguh Rahardjo”. Penelitian ini menggunakan metode tuang (pour plate) untuk analisis produk, metode cawan terbuka untuk analisis pada ruangan, dan metode oles (swab) untuk analisis pada peralatan dan pada pekerja. Hasil analisis pada produk, ruangan, peralatan dan pekerja selanjutnya dibuat pohon keputusan (decision tree) untuk dapat menentukan titik kritis/CCP. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan ditemukan adanya kapang pada proses pendinginan, proses pemotongan, dan proses pengemasan. Kapang yang paling banyak muncul pada tiga proses tersebut adalah kapang berwarna putih, kapang berwarna hijau, dan kapang berwarna hitam. Tindakan pengendalian/pencegahan yang dapat dilakukan pada tiga proses yang dikenali sebagai sumber kontaminasi kapang pada jenang kentang adalah dapat diberikan saran perbaikan yang terdiri dari pengendalian kualitas produk, sanitasi peralatan, sanitasi pekerja, dan sanitasi ruang.

Kata kunci : Titik kritis, Kapang, Jenang kentang.

Abstract

The objectives of this research are to determine whether there is any point in the mold production process and to know what actions to reduce / prevent the presence of mold in the process and porridge potato product from UKM “Teguh Rahardjo”. This study uses a pour plate method for product analysis, open cup method for the analysis of the room, and the swab methods for analysis of the equipment and the workers. Results of analysis on products, room, equipment and workers hereafter devised decision tree to be able to determine the critical point / CCP. The results of the research that has been done found the mold on the cooling process, the process of cutting, and packaging process. Most mold appear on three of these processes is a white mold, green mold, and the mold is black. Control measures or precautions that can be performed on three processes that are recognized as a source of mold contamination in potato porridge is that it can be given suggestions for improvements consisting of product quality control, sanitation equipment, sanitation workers, and sanitation space.

Keywords: Critical Point, Mold, Potato Poridge.


Keywords


titik kritis; kapang; jenang kentang

Full Text:

PDF

References


Cahiril, Z. 2011. Hygiene Sanitasi Makanan di Tempat Kerja. Jurnal Kesehatan Bina Husada 7 (3) : 107-115.

Dewi, S.P. 2008. Praktik Sanitasi dan Penyimpanan Pangan pada Suhu Rendah di Tingkat Rumah Tangga dan Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus. Skripsi. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Fardiaz, S. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Irianto, K. 2007. Menguak Dunia Mikroorganisme. Jilid 1. YRMA Widya, Bandung.

Jenie, B. 2003. Sanitasi Dalam Pengolahan Pangan. IPB. Bogor.

Lestari, U. 2009. Potensi Kayu Manis sebagai Antioksidan dan Antimikroba pada Kemasan Aktif Produk Jenang. Skripsi. Departemen Teknologi Pangan dan Gizi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Marques NRP, Teixeira RB dan Brojo FMR. 2012. Implementation of Hazard Analysis Critical Control Points (HACCP) in a SME: Case Study of a Bakery. Polish Journal of Food and Nutrition Sciences, 62 (4) : 215-227.

Nugroho S, Pudjotomo D, Tifani TK. 2011. Analisis Penyebab Penurunan Daya Saing Produk Susu Sapi dalam Negeri terhadap Susu Sapi Impor pada Industri Pengolahan Susu dengan Metode Fault Tree Analysis (FTA) dan Barrier Analysis. Jurnal teknik Industri 4 (2) 71-80.

Nuryani, Y.S Darmanto dan Agustini. T.W 2007. Pengendalian Mutu Penanganan Udang Beku dengan Konsep Hazard Analysis Critical Control Point (Studi Kasus di Kota Semarang dan Kabupaten Cilacap). Jurnal Pasir Laut 3 (1) : 19-26.

Rahayu, W. P. 2008. KLB Keracunan Pangan Tahun 2008. Laporan Tahunan Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Badan POM RI, Jakarta.

Saptarini, N.M. 2007. Pengaruh Penambahan Pengawet (Nipagin, Nipasol, dan Kalsium Propionat Terhadap Pertumbuhan Kapang Syncephalastrum racemosum pada Dodol Susu. Skripsi. ITB. Bandung.

Thaheer, H. 2005. Sistem Manajemen HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point). Bumi Aksara. Jakarta.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.