Rancang Bangun Alat Pengasin Telur Puyuh (Coturnix coturnix) Berbasis Dehidrasi Osmosis Bertekanan Statis

Maimunah Hindun Pulungan, Satriyo Pandunusawan, Anang Lastriyanto

Abstract


Abstrak

Pengasinan merupakan salah satu metode pengawetan telur puyuh yang membutuhkan waktu sekitar 14 hari jika dilakukan secara konvensional. Penelitian ini bertujuan merancang alat pengasin telur puyuh yang mampu mengurangi waktu pembuatan telur puyuh asin. Metode yang digunakan yaitu pembuatan rancang bangun alat pengasin telur puyuh berbasis dehidrasi osmosis bertekanan statis serta pengujian alat pengasin dan telur puyuh yang dihasilkan. Parameter alat yang diuji adalah kebocoran tekanan dan tekanan maksimum. Parameter telur puyuh hasil pengasinan yang diamati adalah kerusakan fisik, kandungan kadar air, kadar garam dan kadar lemaknya untuk mengetahui pengaruh pemberian larutan garam dan lama perendaman yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan alat pengasin telur puyuh berbasis dehidrasi osmosis bertekanan statis dibuat dengan diameter 22 cm dan tinggi 20 cm. Kapasitas tampung alat sebanyak 330 butir atau sekitar 3,5 kg telur puyuh. Terjadi kebocoran tekanan pada alat sebesar 0,05 bar setiap 15 menit dari total tekanan 1 bar yang digunakan dengan Maximum Allowable Working Pressure (MAWP) dari alat sebesar 5,56 bar. Alat pengasin telur mampu mengasinkan telur puyuh dengan waktu 30-90 menit dengan kadar garam terendah 1,63% dan kadar garam tertinggi 2,3%. Telur puyuh asin yang dihasilkan telah memenuhi SNI 01-4277-1996 mengenai standar telur asin yang mengharuskan telur asin memiliki kadar garam minimum sebesar 2,0%.

Kata kunci: garam, pengawetan, pengujian, perancangan

 

Abstract

Salting is one method of preserving quail eggs that requires around 14 days of conventional process. This study aims to design a quail egg salting appliance that can make salted quail eggs faster. The method used is salted quail egg appliance design, based on static pressure osmosis dehydration and testing of the salting appliance and quail eggs produced. The parameters of the salting appliance are maximum pressure and pressure leaks. Parameters of quail egg salting results observed were physical damage, moisture content, salt content and fat content to determine the effect of giving salt solutions and different immersion times. The results showed that quail egg salting appliance based on static pressure osmosis dehydration was made with a diameter of 22 cm and a height of 20 cm. The capacity of the appliance is 330 quail eggs or about 3.5 kg of quail eggs. There is a pressure leak on the appliance of 0.05 bar every 15 minutes from the total pressure of 1 bar used with the Maximum Allowable Working Pressure (MAWP) of the tool at 5.56 bars. Egg salting appliance can marinate quail eggs with 30-90 minutes with the lowest salt content of 1.63% and 2.3% highest. Salted quail eggs produced have met SNI 01-4277-1996 regarding the standard of salted eggs which require salted eggs to have a minimum salinity of 2.0%.

Keywords:design, preservation, salt, testing


Keywords


garam; pengawetan; pengujian; perancangan; design; preservation; salt; testing

Full Text:

PDF

References


Agustina, K. K., Dharmayudha, A. A. G. O., Swacita, I. B. N., & Sudimartini, L. M. (2015). Analisis nilai gizi telur itik asin yang dibuat dengan media kulit buah manggis selama masa pemeraman. Buletin Veteriner Udayana, 7(2), 121–128.

Alawiyah, I., Sujana, E., & Tanwiriah, W. (2016). Kualitas eksterior telur puyuh (Coturnix-coturnix japonica) turunan hasil persilangan warna bulu coklat dan hitam di pusat pembibitan puyuh Universitas Padjadjaran. Students E-Journals Universitas Padjajaran, 5(4), 1–9.

Jazil, N., Hintono, A., & Mulyani, S. (2013). Penurunan kualitas telur ayam ras dengan intensitas warna coklat kerabang berbeda selama penyimpanan. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, 2(1), 43–47.

Kastaman, R., Sudaryanto, & Nopianto, B. H. (2009). Kajian proses pengasinan telur metode reverse osmosis pada berbagai lama perendaman. Buletin Penelitian Teknologi Industri, 19(1), 30–39.

Kenkel, J. (2003). Analytical Chemistry for Technicians. Florida: CRC Press.

Lesmayanti, S., & Rohaeni, E. S. (2014). Pengaruh Lama Pemeraman Telur Asin terhadap tingkat Kesukaan Konsumen. In Prosiding Seminar Nasional “Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi” (pp. 595–601). Banjarbaru: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Selatan.

Parizadian, B., Ahangari, Y. J., Shargh, M. S., & Sardarzade, A. (2011). Effects of different levels of l-carnitine supplementation on egg quality and blood parameters of laying Japanese quail. International Journal of Poultry Science, 10(8), 621–625. https://doi.org/10.3923/ijps.2011.621.625

Ribeiro, C., Petit, V., & Affolter, M. (2003). Signaling systems, guided cell migration, and organogenesis: insights from genetic studies in Drosophila. Developmental Biology, 260(1), 1–8. https://doi.org/10.1016/S0012-1606(03)00211-2

Sartika, R. A. D. (2008). Pengaruh asam lemak jenuh, tidak jenuh dan asam lemak trans terhadap kesehatan. Kesehatan Masyarakat Nasional, 2(4), 154–160. https://doi.org/10.21109/kesmas.v2i4.258

Sarwono, B. (1995). Pengawetan dan Pengolahan Telur. Jakarta: Penebar Swadaya.

Sipan, G., & Winarto, W. P. (2007). Kimia Umum untuk Pengobatan Herbal. Yogyakarta: Kanisius.

Sujinem. (2006). Percepatan Penetrasi Garam ke Dalam Telur Itik (Anasplatyrhincos) dengan Metode Tekanan dalam Proses Pembuatan Telur Asin.

Susilo, J. (2017). Teknologi pembuatan telur asin selama 3 jam melalui manipulasi tekanan osmotik. Jurnal Litbang Sukowati : Media Penelitian Dan Pengembangan, 1(1).

Wang, X., Gao, Z., Xiao, H., Wang, Y., & Bai, J. (2013). Enhanced mass transfer of osmotic dehydration and changes in microstructure of pickled salted egg under pulsed pressure. Journal of Food Engineering, 117(1), 141–150. https://doi.org/10.1016/j.jfoodeng.2013.02.013

Winarno, F. G., & Koswara, S. (2002). Telur : Komposisi, Penanganan dan Pengolahannya. Bogor: M-Brio Press.

Wulandari, Z. (2004). Sifat fisikokimia dan total mikroba telur itik asin hasil teknik penggaraman dan lama penyimpanan yang berbeda. Media Peternakan : Jurnal Ilmu Dan Teknologi Peternakan, 27(2), 38–45.




https://doi.org/10.21776/ub.industria.2019.008.01.3

Refbacks

  • There are currently no refbacks.