Evaluation on Moisture Content of Eucheuma cottonii Seaweed Variety using Statistical Quality Control Approach
Abstract
Abstract
Quality is a crucial factor of an industry. PT XYZ is an exporter and distributor company of seaweed in Makassar city. It exports various varieties of seaweed, one of them is Eucheuma cottonii. Quality must be maintained to preserve and increase company image or reputation and consumer satisfaction. The study aims to improve quality of seaweed through quality control by using Statistical Quality Control (SQC) method. Receiving data of Eucheuma cottonii seaweed obtained from 30 sample groups, each group contains three different samples. Analysis on the process capability then was carried out so that the obtained score of process capability ratio was 0.35<1 and the process capability index score was -0.12<0. It can be concluded that the receiving process of seaweed in this company was incapable and need improvement to increase receiving process capability of seaweed. Several factors caused this incapable process were the unskilled human resources on seaweed handling in material receiving process and during distribution process from the farmer, the limitation of reliable measuring instruments, and the lack of constructive partnership between farmers, suppliers, and industry. Hence, this study suggested to improve skills of the employee, supplier, and farmer regarding seaweed cultivation and handling, to provide more reliable measuring instruments, and to develop constructive partnership development among farmer, supplier, and industry as an improvement of seaweed quality on receiving process.
Keywords: Statistical Quality Control, quality control, Euchema cottonii, seaweed
Abstrak
Kualitas merupakan faktor penting dalam suatu industri. PT XYZ merupakan perusahaan eksportir dan distributor rumput laut di Kota Makassar yang mengekspor berbagai macam jenis rumput laut, salah satunya jenis Eucheuma cottonii. Kualitas produk perlu dijaga untuk mempertahankan dan meningkatkan citra perusahaan dan kepuasan konsumen. Kajian ini bertujuan meningkatkan kualitas rumput laut melalui pengendalian kualitas dengan metode Statistical Quality Control. Data penerimaan rumput laut jenis Eucheuma cottonii diperoleh sebanyak 30 kelompok sampel dan tiap kelompok terdapat tiga sampel yang berbeda. Selanjutnya dilakukan analisis kemampuan proses agar didapatkan nilai untuk rasio kemampuan proses adalah 0,35<1, dan untuk indeks kemampuan proses adalah -0,12<0. Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa proses penerimaan rumput laut di perusahaan ini tidak capable, sehingga perlu dilakukan perbaikan untuk meningkatkan kapabilitas proses penerimaan rumput laut. Beberapa faktor yang menyebabkan proses not capable yaitu keterbatasan pengetahuan pada sumber daya manusia terkait dengan penanganan rumput laut pada proses penerimaan material dan selama proses distribusi dari petani, keterbatasan alat ukur yang reliable, lemahnya kemitraan konstruktif antara petani, pemasok, dan industri. Kualitas rumput laut pada proses penerimaan dapat ditingkatkan dengan melakukan peningkatan pengetahuan pada pekerja, pemasok, dan petani mengenai budidaya dan penanganan rumput laut, penyediaan alat ukur yang andal, serta pengembangan kemitraan yang konstruktif antara petani, pemasok, dan industri.
Kata kunci: Euchema cottonii, quality control, rumput laut, Statistical Quality Control
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Anggadiredja, J. T., Zatnika, A., Purwoto, H., & Istini, S. (2006). Rumput Laut. Jakarta: Penebar Swadaya.
Anton. (2017). Pertumbuhan dan kandungan karaginan rumput laut (Eucheuma) pada spesies yang berbeda. Jurnal Airaha, 5(2), 102–109.
Ariani, D. W. (2004). Pengendalian Kualitas Statistik: Pendekatan Kuantitatif dalam Manajemen Kualitas Statistik (Pendekatan Kuantitatif dalam Manajemen Kualitas). Yogyakarta: Andi Offset.
Assauri, S. (2008). Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Badan Standardisasi Nasional. SNI 2690:2015. Rumput Laut Kering (2015). Indonesia.
Dahuri, R. (2011). Mengembangkan Industri Rumput Laut Secara Terpadu. Samudra.
Failu, I., Supriyono, E., & Suseno, S. H. (2016). Peningkatan kualitas karagenan rumput laut Kappaphycus alvarezii dengan metode budidaya keranjang jaring. Jurnal Akuakultur Indonesia, 15(2), 124–131. https://doi.org/10.19027/jai.15.2.124-131
Fateha, F., Wibowo, S., Santoso, J., Agusman, A., & Uju, U. (2019). Optimization of processing conditions of alkali treated cottonii (atc) from sap-free Eucheuma cottonii. Squalen Bulletin of Marine and Fisheries Postharvest and Biotechnology, 14(2), 65–72. https://doi.org/10.15578/squalen.v14i2.397
Heizer, J., & Render, B. (2013). Operations Management (11th ed.). New Jersey: Pearson Education.
Kumayanjati, B., & Dwimayasanti, R. (2018). Kualitas karaginan dari rumput laut Kappaphycus alvarezii pada lokasi berbeda di perairan Maluku Tenggara. Jurnal Pascapanen Dan Bioteknologi Kelautan Dan Perikanan, 13(1), 21–32. https://doi.org/10.15578/jpbkp.v13i1.490
Putri, N. P., Sanjaya, A. S., Sari, N. K., Sari, R. P., & Bindar, Y. (2018). Carrageenan extracted from Eucheuma cottonii through variant of drying time. In MATEC Web of Conferences (Vol. 156, p. 02014). https://doi.org/10.1051/matecconf/201815602014
Rimantho, D., Hernadi, D., Cahyadi, B., Prasetyani, R., & Kurniawan, Y. (2017). The application of six sigma in process control of raw water quality on pharmaceutical industry at Indonesia. International Journal of Applied Engineering Research, 12(6), 848–860.
Rimantho, D., & Mariani, D. M. (2017). Penerapan metode six sigma pada pengendalian kualitas air baku pada produksi makanan. Jurnal Ilmiah Teknik Industri, 16(1), 1–12. https://doi.org/10.23917/jiti.v16i1.2283
Sarira, N. H., & Pong-Masak, P. R. (2018). Seaweed selection to supply superior seeds for cultivation. Jurnal Perikanan Universitas Gadjah Mada, 20(2), 79–85. https://doi.org/10.22146/jfs.36109
Sedayu, B. B., Basmal, J., & Utomo, B. S. B. (2008). Optimalisasi penggunaan air pada proses pembuatan semi-refined carrageenan (src). Jurnal Pascapanen Dan Bioteknologi Kelautan Dan Perikanan, 3(2), 183–191. https://doi.org/10.15578/jpbkp.v3i2.23
Setyadewi, N. M., & Cakravastia, A. (2013). Pengembangan model untuk kestabilan pasokan dan harga bahan baku industri (Studi kasus: industri pengolahan rumput laut). Majalah BIAM, 9(1), 40–51.
Soenardjo, N. (2011). Aplikasi budidaya rumput laut Eucheuma cottonii (Weber van Bosse) dengan metode jaring lepas dasar (net bag) model cidaun. Buloma (Buletin Oseanografi Marina), 1(1), 36–44.
Stevenson, W. J. (2009). Operations Management (10th ed.). New York: McGraw-Hill.
Surata, I. W., Nindhia, T. G. T., & Atmika, I. K. A. (2012). Peningkatan Mutu Rumput Laut Kering Menggunakan Pengering Tipe Kabinet. Denpasar.
Triajie, H. (2010). Optimasi karaginan rumput laut asal Madura melalui periode pencahayaan berbeda. Jurnal Kelautan : Indonesian Journal of Marine Science and Technology, 3(2), 105–111.
Valderrama, D., Cai, J., Hishamunda, N., & Ridler, N. (2013). Social and Economic of Carrageenan Seaweed Farming. Rome: FAO.
Yudiastuti, K., Dharma, I. G. B. S., & Puspitha, N. L. P. R. (2018). Laju pertumbuhan rumput laut Gracilaria sp melalui budidaya IMTA (integrated multi trophic aquaculture) di Pantai Geger, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali. Journal of Marine and Aquatic Sciences, 4(2), 191–2003. https://doi.org/10.24843/jmas.2018.v4.i02.191-203
https://doi.org/10.21776/ub.industria.2020.009.02.3
Refbacks
- There are currently no refbacks.