Analisis Kelayakan Awal Produk Olahan Kedelai

Silvi Rushanti Widodo, Heribertus Budi Santoso

Abstract


Abstrak

Saat ini, banyak produk makanan instan yang tersedia di pasar modern hingga pasar tradisional. Hal ini dikarenakan canggihnya teknologi pangan yang terus mengalami perkembangan. Produk olahan pangan yang instan lebih disukai masyarakat saat ini karena memiliki banyak varian rasa, praktis, dan mudah dalam pengolahannya. Salah satu bahan baku yang dapat diolah menjadi makanan instan adalah kedelai. Kedelai adalah salah satu sumber pangan yang telah banyak dimanfaatkan di berbagai negara. Di Indonesia, pemanfaatan kedelai dititikberatkan pada konsumsi tempe dan tahu, yang berfungsi sebagai lauk dan merupakan bagian dari menu makan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kelayakan awal produk olahan kedelai sebelum produk dipasarkan sehingga nantinya akan siap untuk dipasarkan. Metode penelitian ini mencakup tahap preliminary screening, comparative rating, dan prefeasibility analysis. Penelitian ini dilakukan pada konsumen sekitar untuk menilai produk mana yang lebih banyak dipilih konsumen dari berbagai segi, seperti luas pasar, biaya, dan risiko. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk nugget tempe layak untuk dipasarkan dilihat dari beberapa unsur dasar, seperti pemasaran, variansi produk, ketersediaan bahan baku, biaya, dan estimasi keuntungan pada analisis kelayakan awal dibandingkan dengan produk olahan lain yang berbahan dasar kedelai.

Kata kunci: kedelai, makanan olahan, kelayakan

 

Abstract

Nowadays, many instant food products are available in the modern market to traditional markets. It is due to the continuously development of sophisticated food technology. Instant food products are the most popular today because they have many variants of flavor, practical, and easy to process. One of the raw materials that can be processed into instant food is soybean. Soybean is one of the food sources that has been widely utilized in various countries. In Indonesia, soybean is mostly consumed as tempeh and tofu, which serves as a side dish and is part of the dining menu. Thus, the purpose of this research is analyzing the prefeasibility of soybean processed product before the product is marketed so that it will be ready to be marketed. This study method covers the preliminary screening, comparative rating, and prefeasibility analysis stages. This research is conducted at surrounding consumers to assess the products that consumers prefer in various aspects, such as market area, cost, and risk. The results showed that the product of tempeh nugget is feasible to be marketed based on several basic elements, such as marketing, product variances, raw material availability, cost, and estimated profit on prefeasibility analysis compared to other processed products that are also made from soybean.

Keywords: soybean, processed food, feasibility


Keywords


kedelai; makanan olahan; kelayakan; soybean; processed food; feasibility

Full Text:

PDF

References


Ambari, D. P., Anwar, F., & Damayanthi, E. (2014). Formulasi sosis analog sumber protein berbasis tempe dan jamur tiram sebagai pangan fungsional kaya serat pangan. Jurnal Gizi Dan Pangan, 9(1).

Anityasari, M., & Wessiani, N. A. (2011). Analisa Kelayakan Usaha: Dilengkapi Kajian Manajemen Resiko. Surabaya: Guna Widya.

Ariani, M. (2010). Analisis konsumsi pangan tingkat masyarakat mendukung pencapaian diversifikasi pangan. Gizi Indonesia, 33(1).

Astuti, S. (2012). Isoflavon kedelai dan potensinya sebagai penangkap radikal bebas. Jurnal Teknologi & Industri Hasil Pertanian, 13(2), 126–136.

Candra, A. (2011, July). 8 Manfaat Kedelai Bagi Kesehatan. Kompas.

Clifton, D. S., & Fyffe, D. E. (1987). Project Feasibility Analysis: A Guide to Profitable New Ventures. New York: John Wiley & Sons.

Ginting, E., Antarlina, S. S., & Widowati, S. (2009). Varietas unggul kedelai untuk bahan baku industri pangan. Jurnal Litbang Pertanian, 28(3), 79–87.

Imantoro, F., Suharyono, S., & Sunarti, S. (2018). pengaruh citra merek, iklan, dan cita rasa terhadap keputusan pembelian (Survei terhadap konsumen mi instan merek Indomie di wilayah Um Al-Hamam Riyadh). Jurnal Administrasi Bisnis, 57(1), 180–187.

Krisnawati, A. (2017). Kedelai sebagai sumber pangan fungsional. Iptek Tanaman Pangan, 12(1), 57–65.

Liu, Keshun. (2004). Soybeans as Functional Foods and Ingredients. Urbana: AOCS Press.

Liu, KeShun. (1997). Chemistry and Nutritional Value of Soybean Components. In Soybeans (pp. 25–113). https://doi.org/10.1007/978-1-4615-1763-4_2

Mukhoyaroh, H. (2015). Pengaruh jenis kedelai, waktu dan suhu pemeraman terhadap kandungan protein tempe kedelai. Florea: Jurnal Biologi Dan Pembelajarannya, 2(2), 47–51. https://doi.org/10.25273/florea.v2i2.415

Rachman, H. P. S., & Ariani, M. (2016). Penganekaragaman konsumsi pangan di Indonesia: permasalahan dan implikasi untuk kebijakan dan program.

Utari, D. M. (2010). Kandungan Asam Lemak, Zink, dan Copper pada Tempe, Bagaimana Potensinya untuk Mencegah Penyakit Degeneratif? Gizi Indonesia, 33(2).

Yunianto, A. E., Nikmawati, E. E., & Mahmudatusa’adah, A. (2016). Penerapan hasil belajar kimia makanan mahasiswa prodi pendidikan tata boga pada pemilihan makanan kemasan. Media Pendidikan, Gizi, Dan Kuliner, 2(1).




https://doi.org/10.21776/ub.industria.2020.009.02.6

Refbacks

  • There are currently no refbacks.