Modelling of Sustainable Blue Swimming Crab Supply Chain in East Java Using Soft System Methodology

Paramita Setyaningrum, Azmi Alvian Gabriel, Irvan Adhin Cholilie

Abstract


 

Abstract

Blue swimming crab (Portunus pelagicus) is one of Indonesia's highest-export fishery commodities. Capture fisheries are dominated by fishermen with low productivity, efficiency, and income levels. There is a high-profit disparity between upstream and downstream actors, where fishermen get the lowest profit. This study aims to identify the causes of profit disparities between supply chain actors and propose a supply chain model to solve the profit disparity problem. The supply chain actors observed were fishermen, mini plants, processing companies, and exporters of blue swimming crab. Determining variables that affect profit gain based on the business activities of the supply chain actors of blue swimming crab was carried out. The conceptual model was made using the Soft System Methodology (SSM). The analysis result showed that the causes of profit disparity were the vast number of fishermen, lack of product value understanding, minimum capital and access to capital, awareness of fishing gear utilization, and the individual fisherman's work system. The conceptual model of the blue swimming crab supply chain proposed consists of the formation of fishing groups, coordination between fishing groups and Perum Perindo, collaborating with Pokja and fishing groups, and increasing collaboration between all supply chain actors of blue swimming crab.

Keywords: blue swimming crab, fishermen, Soft System Methodology, supply chain

 

Abstrak

Rajungan (Portunus pelagicus) merupakan salah satu komoditas perikanan ekspor tertinggi di Indonesia. Usaha ikan tangkap didominasi oleh para nelayan dengan tingkat produktivitas, efisiensi, serta pendapatan yang rendah. Disparitas keuntungan yang tinggi terjadi antara pelaku rantai pasok dari hulu dan hilir. Nelayan memperoleh keuntungan paling rendah. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi penyebab disparitas keuntungan antara pelaku rantai pasok dan mengusulkan model rantai pasok sebagai solusi permasalahan disparitas keuntungan. Pelaku rantai pasok yang diamati adalah nelayan, mini plant, perusahaan pengolah rajungan, dan eksportir. Identifikasi variabel yang memengaruhi perolehan keuntungan berdasarkan aktivitas bisnis pelaku rantai pasok rajungan. Model konseptual dibuat menggunakan Soft System Methodology (SSM). Hasil analisis menunjukkan bahwa penyebab disparitas keuntungan adalah jumlah nelayan yang sangat banyak, pemahaman yang kurang terhadap nilai produk, modal dan akses permodalan yang minimum, kesadaran dalam penggunaan alat tangkap yang aman, dan sistem kerja nelayan yang masih dilaksanakan secara individu sehingga nelayan menerima keuntungan yang paling kecil di antara pelaku rantai pasok dari hulu dan hilir. Model konseptual rantai pasok rajungan yang diusulkan adalah pembentukan kelompok nelayan, koordinasi antara kelompok nelayan dan Perum Perindo, kolaborasi antara Pokja dan kelompok nelayan, dan meningkatkan kolaborasi antara seluruh pelaku rantai pasok rajungan.

Kata kunci: nelayan, rajungan, rantai pasok, Soft System Methodology

 


Keywords


blue swimming crab; fishermen; Soft System Methodology; supply chain; nelayan; rajungan; rantai pasok

Full Text:

PDF

References


Adi, H. (2020). Personal Communication. Manajer Operasional PT Grahamakmur Ciptapratama. Proses Produksi dan Manajemen Rantai Pasok Rajungan Ekspor. Gresik.

Agustina, E. R., Mudzakir, A. K., & Yulianto, T. (2014). Analisis distribusi pemasaran rajungan (Portunus pelagicus) di Desa Betahwalang Kabupaten Demak. Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology, 3(3), 190–199.

Andayani, S. A., Sulistyowati, L., & Perdana, T. (2016). The development of red chili agribusiness cluster with “soft system methodology”approach in Garut. Mimbar : Jurnal Sosial Dan Pembangunan, 32(2), 302–310. https://doi.org/10.29313/mimbar.v32i2.1861

Batubara, S. C., Maarif, M. S., Marimin, & Irianto, H. E. (2017). Model manajemen rantai pasok industri perikanan tangkap berkelanjutan di Propinsi Maluku. Marine Fisheries : Jurnal Teknologi Dan Manajemen Perikanan Laut, 8(2), 137–148. https://doi.org/10.29244/jmf.8.2.137-148

Celuch, K., Murphy, G. B., & Callaway, S. K. (2007). More bang for your buck: Small firms and the importance of aligned information technology capabilities and strategic flexibility. The Journal of High Technology Management Research, 17(2), 187–197. https://doi.org/10.1016/j.hitech.2006.11.006

Daellenbach, H., & McNickle, D. (2005). Management Science: Decision-Making Through Systems Thinking. London: Palgrave Macmillan.

Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap. (2020). Peraturan Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Nomor 6/PER-DJPT/2020 Tentang Strategi Pemanfaatan Perikanan (Harvest Strategy) Rajungan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia 712. Jakarta: Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Direktorat Kelautan dan Perikanan. (2014). Kajian Stategi Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan. Jakarta: Kementerian PPN/Bappenas.

Djamhari, C. (2006). Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sentra ukm menjadi klaster dinamis. Infokop, (29), 83–91.

Febrianto, B. (2018). Adaptasi Nelayan terhadap Perubahan Sosial, Ekonomi, dan Ekologi di Kabupaten Lamongan. Pascasarjana Magister Agribisnis. Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.

FisheryProgress. (2018). Laporan Hasil Pertemuan Koordinasi Nasional Rencana Aksi Pengelolaan Perikanan Rajungan di WPP NRI 712 (Provinsi Lampung, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Jawa Timur) dan Provinsi Sulawesi Tenggara. Bogor. Retrieved from https://fisheryprogress.org/sites/default/files/indicators-documents/Laporan Pertemuan Koordinasi Nasional Rencana Aksi Pengelolaan Perikanan Rajungan di WPP 712 dan Prov Sulawesi Tenggara 14092018.pdf

Ilmi, B., & Riniwati, H. (2018). Analysis of supply chain commodity supply (Portunus pelagicus) in Ujungpangkah District Gresik Regency of East Java. Economic and Social of Fisheries and Marine, 5(2), 206–214. https://doi.org/10.21776/ub.ecsofim.2018.005.02.09

Kementerian Kelautan dan Perikanan. (2016a). Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia No 70/KEPMEN-KP/2016 tentang Rencana Pengelolaan Perikanan Rajungan di Wilayah Pengelolaan Perrikanan Negara Republik Indonesia. Indonesia.

Kementerian Kelautan dan Perikanan. (2016b). Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia No 56/PERMEN-KP/2016 tentang Larangan Penangkapan dan/atau Pengeluaran Lobster (Panulirus spp.), Kepiting (Scylla spp.), dan Rajungan (Portunus spp.) dari Wilayah Negara Republik Indonesia. Indonesia.

Lubis, F. L. S., & Satria, A. (2013). Perilaku Ekonomi Nelayan Rajungan dalam Kerangka Industrialisasi Perikanan. Department of Communication and Community Development. Faculty of Human Ecology. IPB University. Bogor.

Nurhasanah, N., Machfud, Mangunwidjaja, D., & Romli, M. (2020). The application of soft system methodology to design the conceptual model for intelligent supply chain model of natural fibre agroindustry. IOP Conference Series: Materials Science and Engineering, 847(1), 12089. https://doi.org/10.1088/1757-899x/847/1/012089

Nuryanti, S., & Swastika, D. K. S. (2011). Peran kelompok tani dalam penerapan teknologi pertanian. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 29(2), 115–128. https://doi.org/10.21082/fae.v29n2.2011.115-128

Pamuji, L. D., Mudzakir, A. K., & Wibowo, B. A. (2018). Analisis rantai pasok rajungan (Portunus pelagicus) PT Phillips Seafoods Indonesia di Pemalang, Jawa Tengah. Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology, 7(3), 71–80.

Pamungkas, P. (2019). Perusahaan Umum Perikanan Indonesia. Retrieved from Tribunnewswiki website: https://www.tribunnewswiki.com/2019/12/02/perusahaan-umum-perikanan-indonesia

Proches, C. N. G., & Bodhanya, S. (2015). An application of soft systems methodology in the sugar industry. International Journal of Qualitative Methods, 14(1), 1–15. https://doi.org/10.1177/160940691501400101

Rakhmanda, A., Suadi, & Djasmani, S. S. (2018). Peran kelompok nelayan dalam perkembangan perikanan di Pantai Sadeng Kabupaten Gunungkidul. Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan, 6(2), 94–104. https://doi.org/10.22500/sodality.v6i2.23225

Sharma, S., & Anupam. (2014). Agro-based clusters: A tool for competitiveness of Indian agriculture in the era of globalisation. Global Journal of Finance and Management, 6(8), 713–718.

Soemodinoto, A., & Kartawijaya, T. (2014). Tantangan dan peluang kelembagaan pengelolaan perikanan di Provinsi Nusa Tenggara Bara. Pelatihan Dan Lokakarya Penyusunan Dokumen Pengelolaan Perikanan Kerapu Dan Kakap Berkelanjutan Di Teluk Saleh, Provinsi Nusa Tenggara Barat, 1–17. Mataram.

Tjiptono, F. (2015). Strategi Pemasaran (4th ed.). Yogyakarta: Andi.

Triyanti, R., Zamroni, A., Huda, H. M., & Wijaya, R. A. (2021). Persepsi dan sikap nelayan terhadap pengelolaan rajungan (Portunus pelagicus) berkelanjutan. Jurmal Sosial Ekonomi Kelautan Dan Perikanan, 16(1), 121–139.

Wibowo, J. T., Kinseng, R. A., & Sumarti, T. (2016). Dinamika modal sosial nelayan dalam arena ekonomi: Studi kasus nelayan rajungan Desa Betahwalang, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak. Jurnal Sosiologi Reflektif, 11(1), 139–154. https://doi.org/10.14421/jsr.v11i1.1276




https://doi.org/10.21776/ub.industria.2022.011.02.6

Refbacks

  • There are currently no refbacks.