Pewarna Alami Daun Sirsak (Annona muricata L.) untuk Kain Mori Primissima (Kajian: Jenis dan Konsentrasi Fiksasi)

Selvi Dwi Anzani, Maimunah Hindun Pulungan, Wignyanto Wignyanto, Saundra Rosallina Lutfi

Abstract


Abstrak

Penelitian bertujuan menentukan konsentrasi fiksator jenis bahan fiksasi yang berbeda terhadap hasil kualitas kain mori primissima pewarna alami daun sirsak. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Tersarang dua faktor. Faktor utamanya adalah jenis bahan fiksasi kapur tohor dan tawas, sedangkan faktor yang tersarang adalah konsentrasi bahan fiksasi 10%, 15%, dan 20%. Dilakukan uji organoleptik (warna dan tingkat kehalusan) dan uji fisik (intensitas warna, uji ketahanan luntur warna). Data uji organoleptik menggunakan uji Friedman, data intensitas warna dengan ANOVA dilanjutkan dengan uji BNT (Beda Nyata Terkecil) dengan kepercayaan (α=0,05) jika terdapat beda tidak nyata, dan data ketahanan luntur warna dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan terbaik fiksator tawas pada konsentrasi 10% diperoleh nilai warna 3,93 (menyukai), tingkat kehalusan 3,83 (menyukai), nilai intensitas warna merah 14,47, nilai intensitas warna kuning 14,03, nilai kecerahan 55,4, gosokan kering dan gosokan basah 4 (baik), perubahan warna 3 (cukup baik), dan skala penodaan 4 (baik). Perlakuan terbaik fiksator kapur tohor pada konsentrasi 20% diperoleh nilai warna 3,97 (menyukai), tingkat kehalusan 4 (menyukai), nilai intensitas warna merah 18,8, nilai intensitas warna kuning 18,87, nilai kecerahan 51,1, gosokan kering 3 (cukup baik), dan gosokan basah 2 (agak baik), perubahan warna 2 (agak baik), skala penodaan 3-4 (cukup baik).

Kata kunci: Daun sirsak, fiksasi, pewarna alami

 

Abstract

This research aims to determine concentration of fixator from different material fixation types to quality primissima results soursop leaves natural dyes. Research using Random Design Nested by two factors. The first factor is type of material fixation unlike lime and alum, the nested factor is concentration of fixation 10%, 15% and 20%. The parameters to test is organoleptics test (color and smoothness) and physic test (color intensity and color fastness test). Organoleptics data results using Friedman test, intensity data with ANOVA and if  there is no real difference continue with BNT (the smallest Real Difference) trust (α = 0.05), fastness color data with analyzed descriptively. The analysis showed best concentration of alum is 10% obtained value on color 3.93, smoothness 3.83, redness value 14.47, yellowness value 14.03, brightness value 55.4, dry rub and rub 4, color change 3 and scale desecration 4. The best concentration in unlike lime is 20% obtained value on color 3.97, smoothness 4, redness value 18.8, yellowness value 18.87, brightness value 51.1, dry rub 3, wet rub 2, color change 2 and scale desecration 3-4.

Keywords: Fixation, natural dyes, soursop leaf


Keywords


fixation, natural dyes, soursop leaf

Full Text:

PDF

References


Handayani, P.A., dan Maulana, I. (2013). Pewarna alami batik dari kulit soga tingi (Ceriops tagal) dengan metode ekstraksi. Jurnal Bahan Alam Terbarukan. 2(2): 1-6.

Hasanudin, W., Sumardi, M., dan Hanudji, M. (2001). Laporan Penelitian Penerapan Zat Warna Alam dan Kombinasinya Pada Produk Batik dan Tekstil Kerajinan. Yogyakarta: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajinan Batik.

Isnaini, N. A. (2009). Pembuatan Zat Warna Alami untuk Tekstil dari Buah Mangsi. Laporan Tugas Akhir. Fakultas Teknik. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Kristijanto, A., dan Soetjipto, H. (2013). Pengaruh Jenis Fiksatif Terhadap Ketuaan dan Ketahanan Luntur Kain Mori Batik Hasil Pewarnaan Limbah Teh Hijau. Dalam Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains VII 2013, hal. : 386-394. Salatiga: Fakultas Sains dan Matematika UKSW.

Piputri, D. A. (2014). Pengaruh frekuensi pencucian dengan menggunakan lerak (Sapindus rarak De Candole) pada ketajaman warna batik dulit Gresik. e-Journal UNESA. 3(1): 175-179.

Suheryanto, D. (2010). Optimalisasi Celupan Ekstrak Daun Mangga pada Kain Batik Katun dengan Iring Kapur. Yogyakarta: Balai Besar Kerajinan dan Batik.

Suheryanto, D dan Haryanto, G. (2008). Pengaruh konsentrasi tawas terhadap ketuaan dan ketahanan luntur warna pada pencelupan kain sutera dengan zat warna gambir. Dinamika Kerajian dan Batik. (25): 9-16.

Sulaeman. (2000). Peningkatan Ketahanan Luntur Warna Alam Dengan Cara Pengerjaan Iring. Yogyakarta: Balai Besar Kerajianan Dan Batik.

Trismawati, K. Setyabakti, V dan Rusetyo, C.W. (2010). Pencelupan Pada Kain Sutera Menggunakan Zat Warna Urang Aring (Eclipta Alba) dengan Fiksator Tawas, Tunjung dan Kapur Tohor. PKMP Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.




https://doi.org/10.21776/ub.industria.2016.005.03.3

Refbacks

  • There are currently no refbacks.