Beban Kerja Fisik Pekerja Pengolah Emping Jagung di UKM Sofia Kota Malang
Abstract
Abstrak
Seluruh proses produksi pada UKM Sofia melibatkan kinerja manual manusia sehingga memiliki risiko cidera kerja tinggi. Tingkat beban kerja fisik yang dialami pekerja belum diketahui. Tujuan penelitian ini adalah menentukan tingkat beban kerja fisik pekerja pada UKM Sofia. Metode yang digunakan adalah pengukuran faktor fisiologis pekerja berupa denyut jantung (%HRR) dan konsumsi oksigen. Selain itu pengamatan terhadap suhu tubuh pekerja juga dilakukan untuk melihat pengaruh kegiatan bekerja pekerja terhadap suhu tubuh. Denyut jantung pekerja diukur menggunakan finger pulse oxymeter dan suhu tubuh diukur menggunakan termometer telinga, dilakukan sebelum, selama, dan sesudah pekerja bekerja. Tujuh pekerja pada UKM Sofia dijadikan objek penelitian untuk mengukur beban kerja tersebut. Hasil penelitian menunjukkan tingkat beban kerja fisik berdasarkan nilai %HRR dan konsumsi oksigen (liter/menit) adalah perebusan 23% (tidak terjadi kelelahan) 0,9 (berat), pencucian 1 31% (perlu perbaikan) 1,1 (berat), pencucian 2 31% (perlu perbaikan) 1,1 (berat), pengukusan 21% (tidak terjadi kelelahan) 1,1 (berat), pendinginan 10% (tidak terjadi kelelahan) 1,1 (berat), pemipihan dan penjemuran 15% (tidak terjadi kelelahan) 0,9 (sedang), pengayakan 9% (tidak terjadi kelelahan) 0,8 (sedang), dan penggorengan 16% (tidak terjadi kelelahan) 0,9 (sedang). Perbaikan sebaiknya dilakukan pada proses pencucian 1 dan 2 dikarenakan memiliki tingkat beban kerja fisik tertinggi.
Kata kunci: beban kerja fisik, %HRR, kelelahan kerja, konsumsi oksigen, perbaikan kerja
Abstract
All production process in UKM (SME) Sofia involving manual work, so it has a high risk of physical injury. Physical workload level endured by the workers has not identified yet. The method conducted was by measuring physiological factors of heart rate (%HRR) and oxygen consumption. Workers’ body temperature was also measured to analyze the work effect to body temperature. Heart rate measurement was done using finger pulse oximeter while body temperature using an ear thermometer, measured before, during, and after work. Seven workers at UKM Sofia were all involved to be these research respondents to measure the physical workload. Research results showed that physical workload based on %HRR and oxygen consumption (litre/minute) for boiling process 23% (low workload) and 0.9 (high), 1st washing process 31% (need improvement) and 1.1 (high), 2nd washing process 31% (need improvement) and 1.1 (high), steaming process 21% (low workload) and 1.1 (high), cooling process 10% (low workload) and 1.1 (high), drying process 15% (low workload) and 0.9 (medium), sieving process 9% (low workload) and 0.8 (medium), frying process 16% (low workload) 0.9 (medium). Improvements have to be done in the first and second washing process as they have the highest physical workload level.
Keywords: %HRR, oxygen consumption, physical workload, work fatigue, work improvement
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Andriyanto, & Bariyah, C. (2012). Analisis Beban Kerja Operator Mesin Pemotong Batu Besar (Sirkel 160 Cm) dengan Menggunakan Metode 10 Denyut. Jurnal Ilmiah Teknik Industri, 11(2), 136–143.
Badan Pusat Statistik. (2016). Jumlah Perusahaan Industri Mikro dan Kecil Menurut Provinsi, 2013-2015. Jakarta. Retrieved from http://bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/1004
Benzinger, T. H. (1959). On Physical Heat Regulation and the Sense of Temperature in Man. Proceeding of The National Academy of Science of the United States, 45(4), 645–659.
Fauzi, Z. A. (2013). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Suhu Tubuh Pekerja Tahu di Kecamatan Ciputat Tahun 2013. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Retrieved from http://eprints.uns.ac.id/2504/
Givoni, B., Noguchi, M., Saaroni, H., Pochter, O., Yaakov, Y., Feller, N., & Becker, S. (2003). Outdoor comfort research issues. Energy and Buildings, 35(1), 77–86. https://doi.org/10.1016/S0378-7788(02)00082-8
Hunt, A. P. (2011). Heat Strain, Hydration Status, and Symptoms of Heat Illness in Surface Mine Workers. The Scholl of Human Movement Studies and the Institute of Health and Biomodical Innovation. Queensland University of Technology.
Iridiastadi, H., & Yassierli. (2015). Ergonomi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Kasmarani, M. K. (2012). Pengaruh Beban Kerja Fisik dan Mental Terhadap Stres Kerja Pada Perawat Di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Cianjur. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 1(2), 767–776.
Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia. Rencana Strategis Kementrian Tenaga Kerja Tahun 2015-2019 (2015). Indonesia. Retrieved from http://www.gmf-aeroasia.co.id/
Kerslake, D. M. (1982). Effects of climate. In W. T. Singleton (Ed.), The Body at work: Biological Ergonomics (pp. 235–271). New York: Cambridge University Press.
Konz, S., & Johnson, S. (2008). Work Design : Occupational Ergonomics (Seventh Ed). Scottsdale: Holcomb Hathaway Publishers.
Nurmianto, E. (2003). Ergonomi : Konsep Dasar Dan Aplikasinya. Surabaya: Guna Widya.
Rakhmaniar, F. (2007). Evaluasi Kinerja Pelayanan Pusat Belanja Dalam Mendukung Kegiatan Rekreasi Berdasarkan Persepsi Dan Preferensi Pengunjung (Studi Kasus : Kota Bandung). Institut Teknologi Bandung.
Rumatela, A., & Maitimu, N. E. (2012). Analisis Keluhan Psikis dan Fisik Karyawan dengan Menggunakan Metode Pshychophysiologi. Jurnal Teknologi, 9(2), 1048–1055.
Sari, Y. R., Manullang, N., Anas, T., Narjoko, D. A., Simangunsong, A., Purwanti, W., … Paramitha, F. (2015). Pemetaan dan Strategi Peningkatan Daya Saing UMKM dalam Menghadapi MEA 2015 dan Pasca MEA 2025. Jakarta. Retrieved from http://www.bi.go.id/id/publikasi/wp/Documents/WP BI No.9-2015 Pemetaan dan Strategi Peningkatan Daya saing UKM.pdf
Sitohang, D. R., Winaningthias, M., & Iridiastadi, H. (2010). Pada Industri Manufaktur (Industri Pembuatan Komponen Pesawat Terbang dan Industri Sepatu). J@ti Undip : Jurnal Teknik Industri, 5(2), 119–126.
Soleman, A. (2011). Analisis beban kerja ditinjau dengan faktor usia dengan pendekatan recommended weight limit. Jurnal ARIKA Media Ilmuan Dan Praktisi Teknik Industri, 5(2), 89–98.
Spath, D., Braun, M., & Hagenmeyer, L. (2006). Human Factors and Ergonomics in Manufacturing and Process Control. In Handbook of Human Factors and Ergonomics (pp. 1597–1625). Hoboken, NJ, USA: John Wiley & Sons, Inc. https://doi.org/10.1002/0470048204.ch61
Tarwaka, Bakri, S. H. A., & Sudiajeng, L. (2004). Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta: UNIBA Press. Retrieved from http://shadibakri.uniba.ac.id/wp-content/uploads/2016/03/Buku-Ergonomi.pdf
Veenstra, B., Visser, T., Rietjens, G., Vrijkotte, S., & Valk, P. (2009). Human Performance Enhancement for NATO Military Operations (Science, Technology and Ethics). In The Research and Technology (RTO) Organisation Meeting Proceedings of NATO (pp. 1–22). Sofia: The Research and Technology (RTO). https://doi.org/10.14339/RTO-MP-HFM-181
Wahyudi, M. A., Dania, W. A. P., & Silalahi, R. L. R. (2015). Work Posture Analysis of Manual Material Handling Using OWAS Method. Agriculture and Agricultural Science Procedia, 3, 195–199. https://doi.org/10.1016/j.aaspro.2015.01.038
Wignjosoebroto, S. (2000). Ergonomi, Studi Gerak & Waktu, Teknik Analisis untuk Peningkatan Produktivitas Kerja. Surabaya: Guna Widya.
https://doi.org/10.21776/ub.industria.2018.007.01.2
Refbacks
- There are currently no refbacks.