Perluasan Kesempatan Kerja dengan Pengembangan Agroindustri di Daerah Kantong Tenaga Kerja Indonesia (TKI)

Yeni Nuraeni

Abstract


Abstrak

Moratorium pembatasan pengiriman TKI sektor informal terutama ke negara-negara di Kawasan Timur Tengah dilakukan sejak tahun 2011 dengan alasan perlindungan yang sangat sulit dilakukan. Hal ini menimbulkan permasalahan baru bagi calon-calon TKI yang tidak bisa lagi mencari kerja di luar negeri dan sulit mendapatkan pekerjaan di dalam negeri. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peluang pengembangan Agroindustri di daerah-daerah Kantong TKI. Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Kesempatan Kerja di Kabupaten dengan menggunakan metode Location Quotient (LQ) untuk menentukan sektor basis. Kesimpulan dari penelitian diperoleh bahwa kesempatan kerja di sektor pertanian memiliki kecenderungan terus menurun dan digantikan oleh sektor industri. Pengembangan agroindustri merupakan salah satu pemecahan masalah yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk menyediakan lapangan kerja di dalam negeri khususnya bagi masyarakat yang berpendidikan rendah sehingga dapat mengurangi minat masyarakat untuk bekerja di luar negeri di sektor yang tidak berbadan hukum. Pemanfaatan komoditi unggulan, pemberdayaan dan peningkatan pendidikan/keterampilan masyarakat merupakan solusi untuk pengembangan agroindustri di daerah Kantong TKI dalam rangka perluasan kesempatan kerja.

Kata Kunci: agroindustri, pemberdayaan, tenaga kerja Indonesia

 

Abstract

There has been a moratorium on restrictions on the delivery of Indonesian migrant workers since 2011, especially to countries in the Middle East Region with the reason of the difficulties in safety protection. This moratorium raises new problems for prospective labor migrants who can no longer seek employment abroad and difficult to find work in the country. This study aims to examine the opportunities for Agro-industry development in the areas of the Indonesian Migrant Workers. The study uses quantitative analysis of Gross Regional Domestic Product (GRDP) and Employment Opportunities in the District by using the LQ method to determine the base sector. The conclusion of the research shows that employment opportunities in the agricultural sector tend to decline. It is replaced by the industrial sector. Agro-industry development is one of the solutions that can be offered by the government to provide jobs in the country specifically for low-educated people, so as can reduce the interest of the community to work abroad in the informal sector. Utilization of superior commodities, empowerment, and improvement of education/community skills are solutions for the development of agro-industries in the area of Indonesian migrant workers in the framework of expanding employment opportunities.

Keywords: agroindustry, empowerment, Indonesian migrant workers


Keywords


agroindustri; pemberdayaan; tenaga kerja Indonesia; agroindustry; empowerment; Indonesian migrant workers

Full Text:

PDF

References


Arumsari, V., & Syamsiar, S. (2011). Pemberdayaan masyarakat perdesaan berbasis agroindustri pangan lokal (Suatu kajian agroindustri gula kelapa kristal di kecamatan kokap Kabupaten Kulon Progo Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta). SEPA: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Dan Agribisnis, 8(1), 35–41.

BNP2TKI. (2019). Statistik Perlindungan dan Penempatan. Retrieved from http://www.bnp2tki. go.id/statistik-penempatan

Cooper, D. R., & Schindler, P. S. (2006). Metode Riset Bisnis. Jakarta: Media Global Edukasi.

Dabukke, F. B. M., & Iqbal, M. (2016). Kebijakan pembangunan pertanian Thailand, India, dan Jepang serta implikasinya bagi Indonesia. Analisis Kebijakan Pertanian, 12(2), 87–101. https://doi.org/10.21082/akp.v12n2.2014.87-101

Dhiman, P. K., & Rani, A. (2011). Problems and prospects of small scale agro based industries: An analysis of Patiala district. International Journal of Multidisciplinary Research, 1(4), 129–142.

Djamudin, Fauzi, A. M., Arifin, H. S., & Sukardi. (2012). Studi pengembangan agroindustri dan agrowisata terpadu di daerah aliran sungai (DAS) Kali Bekasi Kabupaten Bogor. Jurnal Teknologi Industri Pertanian, 22(3), 151–163.

Halil. (2003). Strategi agroindustrialisasi di daerah pedesaan: Kasus pengembangan agroindustri ubi kayu di pedesaan Lombok. Crop Agro : Jurnal Ilmiah Budidaya Pertanian, 3(2), 134–151.

Maharani, E., Edwina, S., & Kusumawaty, Y. (2010). Strategi pengembangan agroindustri nata de coco di Kabupaten Indragiri Hilir. Indonesian Journal of Agricultural Economics, 1(1), 75–86.

Marimin, & Muspitawati, H. (2002). Kajian strategi peningkatan kualitas produk industri sayuran segar (Studi kasus di sebuah agroindustri sayuran segar). Jurnal Teknologi Dan Industri Pangan, 13(3), 224–233.

Mirah, A. D. (2008). Model I’SWOT bagi perumusan strategi pengembangan agroindustri unggulan wilayah di Sulawesi Utara. Jurnal Teknologi Industri Pertanian, 18(1), 13–23.

Nuraeni, Y. (2018). Analisis Sektor Unggulan di Daerah Kantong TKI dengn Menggunakan Metode Location Quentient (LQ) dan Shift Share (Studi Kasus Daerah Kantong TKI di Provinsi Jawa Barat). In Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2018. Yogyakarta: IST Akprind Yogyakarta.

Setyowati, N. (2012). Analisis potensi agroindustri olahan singkong di Kabupaten Bojonegoro. Jurnal Informasi Dan Kewirausahaan, 1(3), 179–185. Retrieved from http://journal.uii.ac.id/index.php/ ajie/article/view/7000

Silva, R., & Riadi, R. M. (2006). Pengaruh pembangunan perkebunan kelapa sawit terhadap ekonomi regional daerah Riau. Sorot, 1(1), 31–36.

Sinaga, B. M., & Susilowati, S. H. (2007). Dampak kebijakan ekonomi di sektor agroindustri terhadap distribusi pendapatan sektoral, tenaga kerja dan rumahtangga di Indonesia: analisis sistem neraca sosial ekonomi. SOCA : Jurnal Sosial, Ekonomi Pertanian, 7(2), 1–19.

Soejono, D. (2011). Strategi pengembangan agribisnis dan agroindustri sub sektor tanaman pangan di Kabupaten Situbondo. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian (J-SEP), 5(3), 54–60.

Syam, H., & Ma’arif, M. S. (2004). Kajian perlunya kebijakan pengembangan agroindustri sebagai leading sector. Agrimedia, 9(1), 32–39.

Syam, H., Ma’arif, M. S., Eriyatno, Sailah, I., Machfud, & Didu, M. S. (2006). Rancang bangun model strategi sistem penunjang keputusan pengembangan agroindustri berbasis kakao melalui pola jejaring usaha. Jurnal Teknologi Industri Pertanian, 16(1), 18–27.

Wijayanti, I. K. E., Ethika, N. D., & Widyarini, I. (2007). Prospek pengembangan agroindustri minuman lidah buaya di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. SOCA : Jurnal Sosial, Ekonomi Pertanian, 7(3), 1–16.

Yulianti, & Sari, N. (2008). Kelayakan usaha agroindustri bawang goreng Palu di Kabupaten Donggala. Agroland, 15(3), 216–222.




https://doi.org/10.21776/ub.industria.2019.008.02.4

Refbacks

  • There are currently no refbacks.