Karakteristik Sensori dan Kimia Gula Semut Aren Terfortifikasi Ekstrak Patikan Kebo (Euphorbia hirta L.) sebagai Sumber Bioflavonoid
Abstract
Abstrak
Antioksidan memiliki peran penting dalam mengurangi potensi terjadinya penyakit degeneratif. Penelitian ini bertujuan menambahkan sumber antioksidan bioflavonoid dari ekstrak patikan kebo (Euphorbia hirta L) pada gula semut aren. Ekstrak padat patikan kebo diperoleh melalui proses refluks sampel kering pada pelarut etanol 96% yang dilanjutkan proses evaporasi. Penambahan empat tingkat konsentrasi ekstrak (0,5%; 1,0%; 1,5%; 2,0%) diuji pengaruhnya terhadap karakteristik sensori (scoring dan hedonik) dan kimia (kandungan bioflavonoid, kadar air, kadar abu, dan gula pereduksi). Keberadaan bioflavonoid (myricitrin dan quercitrin) dianalisis melalui metode kromatografi lapis tipis (KLT), sedangkan konsentrasinya dianalisis secara teoritis berdasarkan kandungan myricitrin dan quercitrin pada ekstrak etanol 96% dari hasil penelitian sebelumnya. Hasil pengujian perbedaan konsentrasi ekstrak menunjukkan pengaruh nyata terhadap mutu sensori (rasa, warna, dan aroma). Semakin tinggi konsentrasi ekstrak yang ditambahkan, semakin menurunkan mutu sensorinya. Aspek mutu sensori, antara rasio 0,5% dan 1,0% tidak berbeda signifikan dan masih menunjukkan daya terima yang baik, namun rasio 1,0% memiliki kandungan bioflavonoid yang lebih tinggi. Penambahan 1,0% ekstrak patikan kebo direkomendasikan sebagai tingkat yang tepat, yaitu mengandung bioflavonoid myricitrin dan quercitrin masing-masing sebesar 3,8 mg/g dan 1,0 mg/g gula semut. Analisis biaya menunjukkan harga pokok produksi untuk penambahan ekstrak 1,0% adalah sebesar Rp110.000,00/kg.
Kata kunci: bioflavonoid, Euphorbia hirta, gula semut aren, myricitrin, quercitrin
Abstract
Antioxidant plays important roles in the reduction of degenerative diseases. This study aimed to formulate bioflavonoid antioxidant from Euphorbia hirta on granulated palm sugar. Extract of E. hirta was obtained by reflux extraction with 96% ethanol. Granulated palm sugars fortified with four concentration levels of E. hirta extract (0.5%; 1.0%; 1.5%; 2.0%) were evaluated for the sensory and chemical characteristics including water content, ash content, reducing sugar, and the presence of bioflavonoid. The content of bioflavonoids (quercitrin and myricitrin) were also calculated based on the content of those compounds in the ethanol extract as identified in the previous study. The presence of bioflavonoid was identified by thin layer chromatography test. Statistical analysis showed that addition of different concentration level of extract to the sugar significantly affect the sensory characteristics. Higher concentration of extract decreased the sensory level. Nevertheless, between concentration of 0.5% and 1.0% were not significantly different, and surely, the higher concentration will provide higher bioflavonoid content. Addition of 1.0% E. hirta extract was recommended due to the higher content of quercitrin and myricitrin (3.8 mg/g and 1.0 mg/g, respectively) with the adequate sensory characteristic. Production of granulated palm sugar fortified with 1.0% E. hirta extract required IDR110,000.00/kg.
Keywords: bioflavonoid, Euphorbia hirta, granulated palm sugar, myricitrin, quercitrin
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Biesaga, M. (2011). Influence of extraction methods on stability of flavonoids. Journal of Chromatography A, 1218(18), 2505–2512. https://doi.org/10.1016/j.chroma.2011.02.059
Diyah, N. W., Ambarwati, A., Warsito, G. M., Niken, G., Heriwiyanti, E. T., Windysari, R., … Purwanto, P. (2018). Evaluasi kandungan glukosa dan indeks glikemik beberapa sumber karbohidrat dalam Upaya penggalian pangan ber-indeks glikemik rendah. Jurnal Farmasi Dan Ilmu Kefarmasian Indonesia, 3(2), 67–73. https://doi.org/10.20473/jfiki.v3i22016.67-73
Huang, L., Chen, S., & Yang, M. (2012). Euphorbia hirta (Feiyancao): A review on its ethnopharmacology, phytochemistry and pharmacology. Journal of Medicinal Plant Research, 6(39), 5176–5185. https://doi.org/10.5897/JMPR12.206
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Suplemen II Farmakope Herbal Indonesia (1st ed.). Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Kunaryanti, Andriyani, A., & Riyani, W. (2018). Hubungan tingkat pengetahuan tentang diabetes mellitus dengan perilaku mengontrol gula darah pada pasien diabetes mellitus rawat jalan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Jurnal Kesehatan, 11(1), 49–56.
Neldawati, Ratnawulan, & Gusnedi. (2013). Analisis nilai absorbansi dalam penentuan kadar flavonoid untuk berbagai jenis daun tanaman obat. Pillar of Physics, 2(1), 76–83.
Nugroho, A. (2017). Buku Ajar: Teknologi Bahan Alam. Banjarmasin: Lambung Mangkurat University Press.
Redha, A. (2010). Flavonoid: Struktur, sifat antioksidatif dan peranannya dalam sistem biologis. Jurnal Teknologi Pertanian Politeknik Negri Pontianak, 9(2), 196–202. https://doi.org/10.1186/2110-5820-1-7
Rohyani, I. S., Aryanti, E., & Suripto. (2015). Kandungan fitokimia beberapa jenis tumbuhan lokal yang sering dimanfaatkan sebagai bahan baku obat. Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, 1(2), 388–391. https://doi.org/10.13057/psnmbi/m010237
Sugiyannor. (2018). Studi Penetapan Jenis Pelarut pada Proses Ekstraksi Patikan Kebo (Euphorbia hirta L.). Skripsi. Jurusan Teknologi Industri Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru.
Susi. (2013). Pengaruh keragaman gula aren cetak terhadap kualitas gula aren kristal (palm sugar) produksi agroindustri kecil. Ziraa’ah Majalah Ilmiah Pertanian, 36(1), 1–11.
Wu, Y., Qu, W., Geng, D., Liang, J.-Y., & Luo, Y.-L. (2012). Phenols and flavonoids from the aerial part of Euphorbia hirta. Chinese Journal of Natural Medicines, 10(1), 40–42. https://doi.org/10.1016/S1875-5364(12)60009-0
https://doi.org/10.21776/ub.industria.2020.009.02.8
Refbacks
- There are currently no refbacks.